PURBALINGGA  – Pembangunan bandar udara (Bandara) Soedirman yang direncanakan mulai tahun 2017 dan pembangunan jalan tol Brebes – Semarang yang saat ini sedang berlangsung, berpeluang akan mendongkrak kunjungan wisatawan ke Purbalingga. Jarak tempuh Jakarta – Purbalingga menggunakan pesawat terbang nantinya akan lebih singkat sehingga memungkinkan wisatawan dari Jakarta atau kota besar lainnya bisa langsung ke Purbalingga. Disisi lain, Pemkab Purbalingga berupaya terus untuk mengembangkan sektor pariwisata untuk menggerakan perekonomian.

“Selain kemudahan infrastruktur dengan akan dibukanya penerbangan ke Purbalingga, dan juga dibukanya akses jalan tol Brebes – Semarang, kebijakan pemerintah pusat yang memberikan Bebas Visa Kunjungan (BVK) bagi 169 negara, maka peluang kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia termasuk ke Purbalingga sangat terbuka lebar. Peluang emas ini harus disikapi pemkab sebaik mungkin dalam membangun sketor pariwisata,” kata Kepala Bidang Pariwisata Ir Prayitno, M.Si saat menyampaikan paparan pada rombongan kunjungan kerja Komisi B DPRD Kabupaten Kudus, Selasa (8/11). Rombongan diterima resmi oleh Asisten Perekonomian Pembangunan & Kesra Ir Sigit Subroto, MT  di ruang rapat bupati.

Dikatakan Prayitno, kebijakan Pemkab Purbalingga untuk mengembangkan sektor pariwisata seiring dengan kebijakan pemerintah Provinsi Jateng dan pemerintah pusat dalam pembangunan pariwisata. Pemerintah pusat menempatkan sektor pariwisata sebagai program prioritas disamping program infrastruktur, pangan, energi dan maritim. Pemerintah pusat membangun sepuluh destinasi baru selain pulau bali yang dikenal dengan ’10 Bali baru’.

“Penempatan sektor pariwisata sebagai salah satu program prioritas karena pariwisata dinilai sebagai jalan baru, paling cepat dan paling mudah untuk memutus rantai kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan,” kata Prayitno.

Prayitno mengungkapkan, keseriusan pengembangan sektor pariwisata dibawah kepemimpinan Bupati Tasdi dan wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi antara lain dengan menyiapkan holding compani pariwisata Purbawisatatama. Holding ini ditarget akan mulai dijalankan pada tahun 2017, dan nantinya akan mengelola daya tarik wisata yang lebih profesional. Sejumlah daya tarik wisata yang dikelola dinas, akan diambil alih oleh holding ini. Begitu juga dengan marketing wisata yang akan dijalankan dengan mensinergikan beberapa paket kunjungan wisata yang tidak hanya daya tarik wisata massal yang sudah ada, tetapi juga disinergikan dengan paket kunjungan ke desa wisata. Selain itu, dukungan pembangunan infrastruktur di sejumlah lokasi daya tarik wisata serta ke sejumlah desa-desa wisata juga dikebut.

“Keberadaan holding compani wisata ini yang didukung dengan pemasaran serta promosi yang gencar, maka diharapkan kunjungan wisata ke Purbalingga akan meningkat pesat. Saat ini saja, posisi kunjungan wisata ke Purbalingga masih menempati urutan keempat di Jateng, setelah Kabupaten Magelang dengan daya tarik Candi Borobudur, kota Solo dan kota Semarang yang keduanya mengandalkan wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition),” katanya.

Sementara itu Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Kudus, Muhtamat mengungkapkan, pihaknya memilih melakukan kunjungan kerja ke Purbalingga karena dinilai Kabupaten Purbalingga sangat pesat dalam pengembangan pariwisata termasuk desa wisata. Muhtamat mengakui, Kudus yang lebih dekat ke Semarang, namun kunjungan wisatanya masih kalah dengan Purbalingga. Daya tarik wisata utama di Kudus adalah Makam Sunan Kudus dan Sunan Muria, selain itu juga ada museum fosil Terban.

“Daya tarik wisata religi ini ternyata tidak sekuat daya tarik yang mengandalkan potensi alam dan wisata buatan. Dan Pemkab Purbalingga telah membuktikan dengan membangun obyek wisata Owabong serta daya tarik wisata lainnya termasuk desa wisata yang mampu mendatangkan wisatawan dalam jumlah besar. Melalui kunjungan ini kami berharap bisa memberikan warna untuk kemajuan sektor pariwisata di Kabupaten Kudus,” kata Muhtamat. (y)