PURBALINGGA – Dalam rangka persiapan menghadapi pemantauan adipura yang kedua (P2), pemerintah kabupaten (Pemkab) Purbalingga saat ini berbenah agar bisa meraih kembali adipura yang ketujuh kalinya. Dari hasil pelaksanaan P1, Purbalingga mendapatkan nilai 74, 89. Nilai tersebut diharapkan dapat dijadikan bekal untuk persiapan Purbalingga meraih sebagai kota terbersih dan rapi oleh pemerintah pusat.
“Karena passing grade atau batas nilai minimal yang dipakai sebagai salah satu acuan untuk penilaian adipura adalah 75. Dan untuk mencapai nilai nilai lebih dari passing grade tersebut, kami akan terus menggenjot pada penilaian adipura (P2),”terang Kepala Badan Lingungan Hidup (BLH) Kabupaten Purbalingga Ichda Masriyanto, saat mendampingi Bupati Purbalingga dan Tim Pengendalian Piala Adipura Kabupaten Purbalingga di Purbalingga, Jumat (20/2).
Menurut Icda, dengan hasil yang telah dicapai tersebut kekurangann ya hanya sedikit dan tim akan terus mengadakan pemantauan di beberapa titik secara terpadu dan dilaksanakn terus menerus.
“Berdasarakan pantauan terpadu bupati bersama tim pengendali adipura di beberapa titik, terlihat hasilnya sudah cukup bagus. Hanya ada beberapa titik yang butuh penyempurnaan, nanti akan dikoordinasikan ketika expose (pengungkapan, secara formal kenyataan dilapangan) hasil P1 adipura pada bulan awal Maret mendatang,”tuturnya
Ichda menambahkan, ekspose adipura akan dilaksanakan pada awal Bulan Maret mendatang. Dan diharapakan saat pelaksanaan penilaian kedua (P2) pada awal Bulan April , semua sudah siap. Sedangkan persiapan dalam rangka menghadapi P2, kami akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait.
“Persiapan yang akan kami lakukan adalah dengan melakukan rapat koordinasi (rakor), yang intinya akan menampilkan nilai pada P1. Kemudian dari hasil ekspose tersebut akan terlihat mana saja nilai-nilai yang masih kurang dan kita akan perbaiki serta dipantau terus menerus,”jelas Ichda.
Pada penilaian adipura atau P1 di Purbalingga sambung Ichda, ada 43 lokasi titik pantau, seperti jalan, sarana prasarana (sarpras) masyarakat, pasar, pertokoan, gedung perkantoran, lingkungan masyarakat, serta sarana kesehatan berupa Rumah Sakit (RS) dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
“Sedangkan titik pantau di beberapa fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan RS sudah bagus. Berdasarkan pantauan, kami optimis untuk penilaian fasilitas kesehatan nilainya akan terlampaui. Karena setelah diadakan pengecekan di RSUD Goeteng Taroenadibrata pengelolaan limbahatau IPAL sudah sangat. Outlet pengelolaan limbahnya sudah memenuhi baku mutu setelah diperiksa dilaboratorium. Demikian juga dengan limbah medis, kita sudah bekerja sama dengan pihak ketiga yang sudah berjalan dengan bagus,”tuturnya.
Dari hasil tersebut, tegas Ichda, setiap pengambilan limbah non medis sudah dilengkapi dengan manifest atau surat keterangan tentang pengelolaaan limbah non medis RS, demikian juga dengan pengelolaan IPAL di puskesmas.
“Untuk itu kami mohon doa restu serta dukungannya dari masyarakat serta para pemangku kepentingan yang ada, semoga adipura yang ketujuh dapat diraih oleh Purbalingga,”pintanya.
Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto di sela memantau titik penilaian adipura mengharapkan, agar titik pantau yang dikelola oleh satuan kerja (satker) dapat meraih nilai minimal 80.
“Saya meminta, agar pada titik pantau yang dikelola oleh satker ditargetkan mendapatkan nilai atau passing grade minimal 80. Karena dengan nilai tersebut dapat membantu titik pantau yang nilainya kurang dari 75,”pintanya.
Menurutnya, saat ini pola pikir masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sudah mulai ada peningkatan dan diharapkan untuk terus ditingkatkan.
“Semoga dengan akan diraihnya adipura yang ketujuh, pola pikir masyarakat juga akan semakin meningkat. Karena tidak serta merta mengubah pola pikir masyarakat dengan cepat, semua perlu waktu, tapi lama kelamaan pasti akan berubah. Sehingga dengan pola pikir yang baik tentang PHBS, diharapkan adipura kencana dapat diraih Purbalingga,”ujarnya. (Sukiman)