PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Tasdi dan Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi terus mendorong para petani di kabupaten Purbalingga untuk mempercepat masa tanam. Dorongan itu dilakukan melalui kegiatan Temu Lapang Petani (FFD) Percepatan Luas Tambah Tanam (LTT) Padi 2016. Pada Rabu pagi (12/10) dilakukan di Desa Kartangtengah Kecamatan Kemangkon.
“Meski Kemangkon sudah jadi lumbung padi di kabupaten Purbalingga harus melakukan upaya-upaya percepatan tanam dan intensifikasi pertanian. Caranya dengan penggunaan bibit unggul, mengoptimalkan pengolahan tanah, pola tanam dan pemupukan. Termasuk penyediaan irigasi yang yang lancar,” Kata Bupati Tasdi di Aula Balai Desa Karangtengah Kecamatan Kemangkon.
Sebelumnya, Bupati dan Wakil Bupati melakukan pencanangan percepatan luas tambah tanam dengan tanam padi bersama Gabungan Kelompok Tani Sri Waluyo Tani desa setempat. Penanaman dilakukan dengan pola jajar legowo 2:1 baik secara manual maupun dengan mesin tanam atau Rice Transplanter.
Melihat inovasi yang dikembangkan para petani di Desa Karangtengah, Bupati mengaku gembira karena petani di desa itu sudah mampu mengelola pertanian dengan baik. Mulai dengan penyediaan bibit, pemupukan, pengolahan lahan pertanian dan pasca panen sudah dapat dilakukan secara mandiri.
“Saya ingin desa Karangtengah yang dulu pada 1990 pernah menjadi juara bidang pertanian tingkat nasional, kembali bersemangat untuk membawa kabupaten Purbalingga berprestasi nasional,” katanya.
Pada kesmpatan tersebut Bupati Tasdi juga menyerahkan hadiah dan piagam Juara II Gapoktan Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah kepada Gapoktan Karya Maju Desa Majatengah Kecamatan Kemangkon.
Selain itu juga dilakukan penandatanganan Kontrak Kerjasama Produksi Benih Padi Bersertifikat program Ipteks bagi Inovasi dan Kreativitas Kampus (IbIKK) Produksi Benih Sumber Padi Gogo Aromatik Universitas Jenderal Soedirman dengan Gapoktan Sri Waluyo Tani Desa Karangtengah. Kedua pihak bersepakat bekerjasama memproduksi benih bersertifikat padi varietas INPAGO UNSOED 1 yang dilaksanakan pada musim tanam pertama (Oktober – Maret).
“Kami sudah menghasilkan varietas Inpago Unsoed 1. Dan untuk menyediakan benih bagi seluruh masyarakat termasuk di Purbalingga kita menggandeng Gapoktan di desa Karangtengah ini untuk produksi benih tersebut,” kata perwakilan tim Unsoed Purwokerto Agus Riyanto.
Agus menjelaskan, karena Gapoktan Sri Waluyo Tani sudah mandiri benih, maka sertifikasi benih yang akan diproduksi juga dilakukan oleh Gapoktan. Kedepan, setelah benih sudah diproduksi dan tersertifikasi, pihak Unsoed mengambil benih yang dihasilkan untuk dilakukan pemasarannya.
Sementara Ketua Gapoktan Sri Waluyo Tani, Mashuri menuturkan dalam masa tanam sekarang pihaknya segera melakukan percepatan tanam pada lahan 10 hektar yang diawali dengan penanaman padi oleh Bupati dan Wakil Bupati. Secara bertahap akan dilakukan percepatan tanam pada seluruh anggota Gapoktan yang seluruhnya mencapai luas 172 hektar.
“Untuk pertanaman ini kami sudah menyiapkan 5 ton benih varietas Logawa dan 3 ton Situba Gendit. Ini hasil sertifikasi benih pada musim tanam ini,” jelasnya.
Untuk melaksanakan kerjasama dengan IbIKK Unsoed, pihaknya sudah melakukan uji varietas dengan hasil yang cukup memuaskan. Untuk wilayah Banyumas, katanya, justru Karangtengah yang hasilnya paling mumpuni. (Hardiyanto)