PURBALINGGA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mengukuhkan 25 orang trainer pengembangan sadar wisata dan peningkatan potensi usaha masyarakat di destinasi pariwisata. Trainer tersebut terpilih dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang dinilai memiliki komitmen dan peduli dalam pengembangan pariwisata. Dari 25 orang tersebut, tiga orang diantaranya berasal dari Purbalingga. Pengukuhan ditandai dengan penyematan pin Trainer dan penyerahan sertifikat.

Tiga orang trainer dari Purbalingga yang dipilih Kemenpar dan berhasil lolos setelah menjalani Training of Trainer (ToT) di Semarang, Kamis – Jum’at (10 – 11/3) masing-masing Drs Subeno, SE, M.Si (Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga), Ir Prayitno, M.Si (Kabid Pariwisata), dan Aris Widianto (Ketua Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Pramuwisata Indonesia). Trainer ini nantinya akan menjalankan tugas-tugas dari Kemenpar dan menjadi nara sumber di tingkat kabupaten/kota.

Kepala Dinbudparpora Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si yang dihubungi Sabtu (12/3) mengatakan, trainer yang terpilih berasal dari SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang membidangi pariwisata, dosen dan pemerhati pariwisata, pengelola usaha pariwisata, polisi pariwisata dan penggerak usaha pariwisata.

“ToT yang kami ikuti untuk membentuk trainer yang akan bertugas menyampaikan komunikasi melalui penyuluhan dan fasilitasi kelompok. Para trainer nantinya diminta mampu meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat tentang sadar wisata serta peningkatan potensi usaha masyarakat dibidang pariwisata,” kata Subeno.

Subeno menjelaskan, sebagaimana amanah Undang-undang nomor 10 tentang Kepariwisataan khususnya pasal 24 menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban menjaga dan melestarikan daya tarik wisata. Setiap orang juga membantu terciptanya suasana aman, tertib, bersih, berperilaku santun dan menjaga kelestarian lingkungan destinasi pariwisata.

“Pembangunan daya tarik wisata perlu memperhatikan dan melibatkan masyarakat agar tercipta kondisi yang kondusif bagi wisatawan. Disisi lain, pemberdayaan masyarakat merupakan alat untuk memastikan pembangunan kepariwisataan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar destinasi pariwisata,” jelas Subeno.

Subeno menambahkan, selama kegiatan ToT, materi yang diberikan oleh Master Trainer dari Kementerian Pariwisata meliputi pengembangan sadar wisata melalui sapta pesona wisata, peningkatan potensi usaha masyarakat yang meliputi pengelolaan homestay, kuliner, cinderamata dan usaha lainnya, serta kiat-kiat berkomunikasi dan menjadi trainer yang handal. (y)