PURBALINGGA – Lis Arofah Ambarwati pimpinan Bank Jateng Cabang Purbalingga dan Satya Giri Podo Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Purbalingga masing-masing menjadi juara pertama Lomba Busana Batik Tahun 2016 Tingkat Kabupaten Purbalingga dalam rangka Semarak Batik untuk menyambut Hari Jadi Kabupaten Purbalingga Ke-186. Kegiatan lomba busana batik yang juga diikuti 108 peserta mulai dari Bupati Purbalingga Tasdi beserta istri, Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dan suami, pimpinan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Purbalingga dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Se-Kabupaten Purbalingga, Badana Usaha Milik Daerah (BUMD) digelar di Pendapa Dipokusumo Jum’at malam (16/12).
Dengan menyulap Pendapa Dipokusumo menjadi catwalk untuk perform, semua peserta bergaya dihadapan juri yang juga merupakan disainer busana diantaranya Adi dari kota Yogyakarta, Cintya dari Purwokerto dan Sutarto dari Purbalingga, penampilan lomba busana batik diawali tampilnya Bupati Purbalingga Tasdi beserta istri Erni Widyawati, Wakil Bupati (Wabup) Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dan suami Rizal Diansyah, diikuti pimpinan Forkopimda juga pimpinan OPD.
“ Beberapa aspek penilaian adalah, penampilan, keserasian dan penguasaan panggung,”jelas salah satu juri dari Purbalingga Sutarto.
Setelah semua peserta tampil, para juri sepakat memberikan penilan untuk juara pertama kategori pria kepada Satya Giri Podo dengan nilai 740 dan juara pertama kategori wanita kepada Lis Ambarwati dengan nilai 790. Sedangkan untuk juara kedua kategori pria dengan nilai 720 diraih Imam Wahyudi Asisten Pemerintahan Sekda Purbalingga, juara ketiga dengan nilai 705 diraih Priyo Satmoko Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga. Untuk juara ketiga kategori wanita dengan nilai 770 diraih Ny Imam Wahyudi, juara kedua dengan nilai 780 diraih Ny Siti Nur Iriani.
Bupati Purbalingga Tasdi dalam sambutannya mengungkapkan, bahwa kegiatan tersebut baru pertama kali diselenggrakan di Purbalingga. Lomba tersebut masih dalam tahap ujicoba dan untuk dan tahun depan akan diselenggrakan lebih luas lagi serta tidak hanya melibatkan OPD.
“Untuk suatu saat nanti, kegiatan ini supaya dilakukan secara open (terbuka) dan mengundang daerah lain untuk bertarung, agar Purbalingga lebih dikenal tidak hanya di Jawa Tengah namun juga di tingkat nasional,”ujarnya.
Bupati menambahkan, bahwa kegiatan tersebut untuk mendorong dan memotivasi dalam rangka hari jadi Kabupaten Purbalingga serta terkandung tiga esensi penting. Ketiga esensi tersebut adalah esensi spiritualitas, esensi sosialitas dan esensi kultural/budaya. Sedangkan kegiatan lomba busana batik merupakan bagian dari esensi kultural, karena batik merupakan warisan kebudayaan nasional atau nusantara yagn wajib dipelihara dan lestarikan serta dikembangkan oleh semua pihak.
“Walaupun kemajuan teknologi semakin pesat namun produk-produk masa lalu dan warisan nenek moyang harus kita lestarikan,”pintanya.
Untuk itu, sambung Bupati guna melestarikan warisan budaya tersebut khususnya batik, pihaknya akan menggunakan batik untuk seragam bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) sejumlah kurang lebih 8.369, seluruh pekerja di Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan seluruh karyawan penanam modal asing (PMA) yang ada di Kabupaten Purbalingga diwajibkan sehari dalam seminggu untuk menggunakan batik khas Purbalingga yang akan dimulai tahun 2017. Selain itu, semua diminta menyengukuyung program tersebut dan semua pihak harus berbuat dan melangkah saat ini juga, pinta Bupati.
Kepala Bagian Perekonomian Setda Kabupaten Purbalingga Budi Susetyono menjelaskan, bahwa kegiatan tersebut sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan lomba disain motif batik khas Purbalingga dengan thema Pesona Goa Lawa serta dalam rangka hari jadi kabupaten Purbalingga juga peringatan hari Batik Nasional dan komitmen Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Purbalingga untuk mendorong pengembangan kerajinan termasuk didalamnya pengembangan batik di Purbalingga. Melaui kegiatan tersebut diharapkan dapat membangun komitmen bersama semua pemangku kepentingan dibidang kerajinan dalam mendorong, mengawal dan mendukung pengembangan kerajinan termasuk didalamnya pengembangan batik yang merupakan salah satu warisan budaya leluhur yang diakui keberadaannya oleh masyarakat dunia.
“Acara semarak batik Purbalingga 2016 juga merupakan bentuk apresiasi kami kepada desainer motif batik Purbalingga yang telah memberikan inspirasi kepada perajin batik, sehingga mampu menciptakan karya batik yang mencirikan kekhasan Purbalingga yaitu motif batik pesona Gua Lawa,”jelasnya. (Sukiman)