PURBALINGGA – Di Kabupaten Purbalingga tahun ini atau sampai dengan Bulan Oktober 2016 jumlah penderita penyakit Human Immunodeficieny Virus (HIV) Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) tercatat sudah ada 54 penderita. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, penderita penyakit tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
“Hal ini tentunya menjadi keprihatinan bagi kita semua, bahwa tanggungjawab HIV/AIDS bukanlah tanggung jawab personal saja, melainkan menjadi tanggungjawab kita bersama, terutama pencegahan dan penanggulangan menyebarnya virus HIV/AIDS,”ujar Bupati Purbalingga Tasdi saat membacakan sambutan sekaligus menjadi inspektur upacara (irup) Hari AIDS Sedunia Tingkat Kabupaten Purbalingga di halaman Pendapa Dipokusumo Kamis (1/12) yang dihadiri Wakil Bupati (Wabup) Dyah Hayuning Pratiwi, pimpinan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta diikuti perwakilan dari TNI/Plori juga pimpinan beserta Aparatur Sipil Negara (ASN) Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Menurut Bupati, berdasarkan data dan fakta tersebut sudah cukup bagi semua agar dapat melakukan tindakan reaksionerdan cepat. Selain itu berbagai pendekatan harus dimulai dilakukan agar tidak terjadi dampak yang lebih luas lagi, utamanya melalui pendekatan bidang agama dan sosial budaya.
“Disamping itu, kita juga harus memberikan perhatian terhadap generasi muda kita, karena keberhasilan suatu bangsa diawali oleh keberhasilan dalam membina generasi mudanya dan kehancuran suatu bangsa diawali oleh kehancuran generasi mudanya,”ujarnya.
Untuk itu, Bupati mengajak agar semua saling menguatkan komitmen dan melakukan evaluasi terhadap upaya penanggulangan yang telah dilakukan. Karena keberadaan HIV/AIDS laksana fenomena gunung es, kesadaran mereka untukmemeriksakan diri ke medis juga masih rendah karena malu penyakitnya diketahui oleh masyarakat sekitar.
“Disadari atau tidak, sebenarnya penyakit HIV/AIDS laksana gunung es, yakni puncaknya saja yang terlihat, namun sebenarnya masih banyak penderita yang masih belum mempunyai kesadaran untuk memeriksakanpenyakitnya kepada psikolog atau medis atau mungkinmalu takut penyakitnya ketahuan oleh orang lain, sehingga akan dikucilkan oleh lingkungan masyarakat sekitar,”jelasnya.
Bupati menambahkan, bahwa orang yang terkena HIV/AIDS (ODHA) bukanlah orang yang harus dijahi dari pergaulan hidup bermasyarakat. Orang yang terkena penyakit tersebut harus diperlakukan sebagaimana mestinya, karena mereka yang terjakngit virus tersebut bisa dikarenakan tertular orang yang positif terkena melalui media lain.
“Untuk itulah, dalam memperlakukan orang yang terkena HIV/AIDS bukan orangnya yang harus dijauhi, namun virus serta penyakitnya yang harus kita jauhi,”pintanya.
Melalui peringatan Hari AIDS Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember tersebut, Bupati mengingatkan agar lebih ber,hati-hati bahwa penyakit tersebut sangat berbahaya dan sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Oleh sebab itu jangan mencoba untuk mendekati dengan penyakit tersebut, apalgi untuk mencobanya, ujar Bupati. (Sukiman)