perahu wisata Kedungbenda1

PURBALINGGA – Kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Pesona Linggamas Desa Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, akan meluncurkan Wisata Bahari Linggamas (WBL) sebelum lebaran mendatang. Wisata ini diharapkan akan menjadi wisata alternatif  baru  bagi wisatawan termasuk para pemudik yang datang ke Purbalingga. Paket utama wisata yang ditawarkan berupa susur sungai Klawing, kunjungan ke kampung nelayan, kebun papaya, dan menikmati kuliner ikan Senggaringan dengan khas kupat Landannya. Kupat Landan seperti kupat biasa tetapi dimasak dengan air yang dicampur abu batang padi dan Blungkang (pelepah daun kelapa).de

Wakil Ketua Pokdarwis Linggamas, Adri menuturkan, peluncuran wisata sungai ini didasari dengan semakin banyaknya pengunjung yang datang ke Kedungbenda dan menikmati perahu. Perahu yang digunakan saat ini berupa bekas perahu penyeberangan yang sudah tidak dioperasikan lagi karena sudah terbangun jembatan Linggamas. “Setiap hari libur khususnya Sabtu dan Minggu, sudah ratusan orang yang datang ke Kedungbenda. Mereka sengaja melihat kemegahan jembatan Linggamas dan sebagian lagi menikmati perahu penyeberangan,” kata Adri, Kamis (2/7).

Dikatakan Adri, khusus menghadapi lebaran nanti, pihaknya menyiapkan paket wisata susur sungai dengan perahu, kunjungan ke kebun papaya dan kuliner ikan sungai khas Klawing. Untuk naik perahu wisata, pengunjung cukup membayar 5.000 per orang. Lama perjalanan perahu sekitar 15 menit. Wisatawan akan transit di perkebunan pepaya untuk memanen pepaya California sendiri. Pepaya yang matang, bisa langsung dinikmati di kebun sembari bersantai, dan jika mau membawa pulang cukup dengan mengeluarkan kocek Rp 2.500 untuk satu kilogramnya.

Paket wisata lainnya akan diluncurkan kemudian sambil membenahi sarana pendukung dan pemandu wisata serta pengelolanya. “Saat ini, kami tengah menyiapkan tempat parkir kendaraan pengunjung, rest area di tepi sungai, dan kedai makan ikan sungai. Diharapkan, paling lambat tiga hari sebelum Lebaran sudah dioperasikan,” kata Adri.

Untuk paket wisata lain, lanjut Adri, pihaknya masih mempersiapkan baik lokasi maupun pemandunya. Nantinya, pengelola akan menyiapkan paket kunjungan ke Congot yang merupakan pertemuan antara Sungai Klawing dan Sungai Serayu, kunjungan ke kampung nelayan, agro wisata pepaya, ngonthel keliling desa dengan sepeda tua, paket seni budaya seperti belajar karawitan, menonton ebeg (kuda lumping), kunjungan ke situs Lingga Yoni, dan ke petilasan Wlandang Japlak. “Kami masih terus berbenah, termasuk menyiapkan rumah penduduk yang siap dijadikan homestay, serta sumberdaya manusia pengelolanya. Dan tentunya, kami membutuhkan pembinaan dari dinas teknis terkait,” kata Adri yang juga mantan kepala desa setempat.

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si yang mencoba paket wisata tersebut, bersama sejumlah pengurus Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Purbalingga, Kamis (2/7) mengungkapkan, potensi Sungai Klawing sebagai daya tarik wisata sangat menarik untuk digarap. Apalagi, Purbalingga belum memiliki wisata bahari, meski hanya berupa sungai. “Desa wisata di Purbalingga yang sudah ada kebanyakan berada di wilayah pegunungan dengan menjual keindahan alamnya, sementara Kedungbenda memiliki potensi ini untuk dikembangkan sebagai wisata sungai,” katanya.

Prayitno mengaku optimis pengembangan wisata susur sungai Klawing akan bisa berkembang dan menggerakan ekonomi warga setempat. Daya tarik jembatan Linggamas yang menghubungkan wilayah Purbalingga dan Banyumas, sudah mulai mendatangkan berkah bagi pedagang makanan di sekitar jembatan. Selain itu, dukungan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Purbalingga yang membuatkan tempat berjualan ikan sungai, semakin menambah semangat warga setempat. “Dengan melihat potensi yang ada dan didukung pihak desa serta Pokdarwis Pesona Linggamas, kami yakin wisata Bahari Linggamas nantinya akan berkembang dan banyak dikunjungi wisatawan,” kata Prayitno.

Sementara itu, Ketua HPI Purbalingga Aris Widianto mengungkapkan, potensi di Desa Kedungbenda jika dikemas sebagai  paket wisata akan sangat menarik dan layak jual. Hanya masih perlu dipoles sumberdaya manusia pengelolanya, khususnya para pemandu. Aris mencontohkan, misalnya pengemudi perahu atau pendampingnya, harus dilatih teknik memandu wisatawan yang baik. Saat menjalankan perahu, mereka tidak boleh hanya diam saja, tetapi menerangkan tentang sejarah sungai, atau kebiasaan masyarakat sekitar sungai Klawing.  Hal-hal itu akan menambah daya tarik bagi wisatawan yang dating.

“Intinya, mereka harus bisa memberikan pelayanan yang baik kepada wisatawan, termasuk informasi seputar sungai Klawing dan Desa Kedungbenda,” kata Aris  yang juga Wakil Ketua Forum Komunikasi Desa Wisata Provinsi Jateng. (y)