PURBALINGGA – Kabupaten Purbalingga kembali menjadi duta Jawa Tengah dalam kegiatan Parade Tari Nusantara ke 35 yang bakal digelar di Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Jumat – Sabtu (19-20/8). Pada gelaran itu, kontingen kabupaten Purbalingga akan menampilkan Tari Robiyah Sari garapan Juniati SPd dari Sanggar Tari Puri Beksa, Penaruban Kecamatan Kaligondang.
“Untuk kompetisi tingkat nasional ini kami mengirimkan 25 seniman terbaik Purbalingga. Mereka akan menampilkan dramatisasi tari yang diangkat dari kisah legenda dari Desa Makam Kecamatan Rembang,” ujar Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga Sri Kuncoro jelang keberangkatan kontingen di Pendapa Dipokusumo, Kamis sore (18/8).
Menurut Sri Kuncoro, Parade Tari Nusantara yang diselenggarakan Manajemen TMII bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan kualitas para seniman Indonesia. Disamping itu juga untuk memperkenalkan, mempromosikan dan meyebarluaskan produk karya seni daerah, khususnya senitari garapan baru bernuansa tradisi – khas daerah dari seluruh Provinsi di Indonesia.
Diperoleh keterangan, pada hari pertama Jumat ini diselenggrakan sejumlah agenda diantaranya acara penyambutan 34 peserta Parade Tari Nusantara dari perwakilan provinsi se Indonesia, Lomba Yel – Yel dan gladi resik penampilan parade tari. Pada lomba Yel – Yel, kontingen Purbalingga yang mewakili Jawa Tengah berhasil menjadi juara II. Juara I diraih Provinsi Aceh dan juara III Provinsi Kalimantan Selatan. Para juara mendapat apresiasi masing-masing Rp 1 juta.
Kontingen kabupaten Purbalingga, lanjut Sri Kuncoro, Sabtu besok (20/8) rencananya akan tampil pada sesi II mulai pukul 15.00 WIB dengan nomor urut penampilan 19. Acara kompetisi tari tingkat nasional itu akan berlangsung mulai Pukul 09.00 WIB.
“Kami berharap seluruh masyarakat Purbalingga yang ada di Jakarta dan sekitarnya dapat menjadi suporter penampilan seniman Purbalingga. Waktu penampilan dan nomor urut tampil memang ada perubahan. Semula akan tampil pada nomor urut 22 sesi III menjadi sesi II dengan nomor urut 19,” jelasnya.
Juniati SPd sang pencipta tari Robiyah Sari menuturkan, tari yang akan dibawakan 10 penari Sanggar Puri Beksa mengangkat kisah dramatis legendan abad ke-10 dari Desa Makam Kecamatan Rembang, Purbalingga. Kisah legenda itu menceritakan kekecewaan Makdum Kusen kepada istrinya Robiyah sari atau Pangeran Estri yang melanggar janji.
Kesetiaan Robiyah Sari yang takut kehilangan suami tercinta di medan perang membuat Makdum Kusen marah karena Robiyah Sari sudah berjanji agar tidak boleh ikut berperang. Namun kenyataannya janji itu dilanggar hingga Makdum Kusen mengeluarkan sumpah. Kelak jika meninggal tidak mau dimakamkam berdampingan namun harus terpisah, hingga kenyataannya sampai sekarang dipisahkan oleh sungai.
“Tarian ini sarat akan filosofi serta budaya yang adiluhung. Banyak hal yang bisa kita petik dari kisah ini sebagai pelajaran dikemudian hari seperti kepatuhan, pemberani, rela berkorban, bekerja keras, menepati janji, hati hati dalam bertindak, kasih sayang dan kerukunan,” jelasnya. (Hardiyanto)