PURBALINGGA  – Selasa pagi (15/3) Bupati Purbalingga Tasdi bersama Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi dan masyarakat sholat subuh berjamaah di Masjid Darussalam Purbalingga. Usai subuh, bupati dan wakil bupati menggelar pertemuan dengan alim ulama membahas berbagai persoalan yang ada di Purbalingga.

Beberapa hal yang disampaikan bupati kepada ulama adalah tingginya angka perceraian, angka kematian ibu dan anak, pernikahan dini serta minimnya guru agama Islam di sekolah dasar. Sedangkan prioritas pertama pemerintahanya adalah komitmen mengembalikan anggaran dari rakyat untuk dikembalikan kepada rakyat serta sesuai aturan main, sesuai aturan hukum dan sesuai prosedur.

“Misi yang pertama kami adalah kita akan komitmen menyelenggarakan pemerintahan yang bersih. Kita komitmen bersih dahulu  yang sesuai atauran main, sesuai aturan hukum dan sesuai procedural,”kata Tasdi.

Misi  selanjutnya, kata Tasdi, adalah mendorong masyarakat Purbalingga yang religius beriman dan bertaqwa sekaligus mengembangkan rasa nasionalisme kebangsaan untuk membangun kenteraman umat atau masyarakat yang aman, damai dan  membangun kerukunan inter maupun antar umat beragama.

Hal tersebut sesuai dengan visi Purbalingga yang mandiri, sejahtera, berdaya saing, menuju masyarakat sejahtera yang dan berakhlakul mulia. Sedangkan untuk mewujudkan hal tersebut, semua perlu dukungan, saran, pendapat arahan bahkan sengkuyung dari  semua pihak termasuk dukungan para ulama bersama masyarakat Purbalingga.

Menurut Tasdi, persoalan yang diahadapi pemerintah kabupaten (pemkab) saat ini tingginya angka perceraian, kematian ibu melahirkan dan kematian bayi baru lahir serta minimnya guru agama Islam di sekolah dasar  negeri atau SD. Saat ini, di Purbalingga ada 468 SD yang seharusnya tiap satu sekolah harus ada satu guru agama Islam. Namun saat ini sebanyak 196 SD tidak memiliki guru agama Islam. Dan pada tahun ini yang pension  97 orang, sehingga jadi tinggal 30 persen dari 468, hal itu, mengurangi  tingkat efektifitasnya untuk mewujudkan Purbalingga mandiri berdaya saing yang berakhlakul kharimah. Persoalan lainnya, adanya perkawinan usia dini, serta tingginya angka perceraian, untuk tahun lalu 2015 perceraian di Purbalingga tahun lalu 102 per bulan, tahun ini sudah mendekati 200 per bulan. Hal tersebut salah satu akibat dari perkawinan usia dini.

Takmir Masjid Agung Darussalam Purbalingga Muhammad Noor Isya berharap, agar pemerintahan yang baru dalam menjalankan kebijakkan supaya dibangun berdasarkan dan berpondasi dengan kebaikan. Karena kebaikan menjadi awal datangnya keberkahan

“Untuk itu, kami siap mengingatkan pemkab dalam menjalankan pemerintahan, kalau sudah mengarah kemaksiatan akan kami ingatkan, kami juga meminta agar bupati menjadi pelopor kebaikan, baik dari sisi agama maupun pemerintahan,”pinta Noor Isya. (Sukiman)