PURBALINGGA – Program Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang dilaksanakan Pemkab Purbalingga di era kepemimpinan Bupati Tasdi dan Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi rupanya makin banyak didukung oleh komponen masyarakat. Setelah Persatuan Guru Republik Indonesia yang sejak awal mendeklarasikan diri mengawal setiap kegiatan Subuh Berjamaah Keliling , kini giliran pengurus dan anggota Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI)  wilayah 23 Purbalingga.

Pada kegiatan Subuh Berjamaah Keliling dan Rehab RTLH di Desa Candiwulan Kecamatan Kutasari, Sabtu (27/8) kemarin, RAPI Purbalingga turut menambah jumlah RTLH yang direhab. Biasanya, setiap kegiatan Subuh Berjamaah Keliling Bupati dan jajarannya merehab dua rumah yang dibiayai dari APBD Purbalingga. Kali ini, ada empat RTLH yang direhab serentak yakni dua RTLH dari dana APBD, satu RTLH dibiayai PGRI dan satu lagi dari swadaya anggota RAPI.

“Hari ini saya bergembira karena kegiatan ini (Rehab RTLH-red) semakin didukung masyarakat. Gerakan kita ternyata mendapat respon yang cukup baik. Saya berterimakasih  kepada PGRI yang telah berpartisipasi. Hari ini tambah satu lagi elemen masyarakat yang berpartisipasi yakni RAPI. Yang lainnya saya harap dapat mengikuti,” ungkap Bupati Tasdi yang didampingi Wabup Dyah Hayuning Pratiwi di sela-sela kegiatan rehab rumah salah satu anggota RAPI Nasranto, warga RT 10 RW 5 desa Candiwulan.

Menurut Bupati, dengan semakin banyaknya dukungan pelaksanaan rehab rumah melalui gerakan Subuh Berjamah Keliling, secara bertahap dapat menuntaskan 27.000 rumah tidak layak huni di Purbalingga. Sebelumnya, Baznas dan sejumlah BUMD seperti Bank Jateng, PD. BPR BKK, PDAM, BPRS Buana Mitra Perwira, PD Artha Perwira, PGRI dan TP PKK Kabupaten Purbalingga telah sejak awal digulirkan program mendukung pendanaan. Bahkan PGRI Purbalingga telah berhasil merehab 1 unit rumah pada Subuh Berjamaah Keliling di Desa/Kecamatan Karangreja bulan lalu.

Ketua RAPI  Wilayah 23 Purbalingga Yani Sutrisno mengaku kegiatan rehab rumah yang dilaksanakan untuk mendukung program pemkab sekaligus sebagai bentuk kepedulian pengurus dan anggota RAPI bukan hanya di wilayah Purbalingga namun juga dari luar wilayah Purbalingga.

“Kami berhasil mengumpulkan swadaya Rp 10 juta untuk merehab satu rumah anggota yang kebetulan mengalami cacat tetap (kelumpuhan-red),” katanya.

Yani berharap, kegiatan bhakti sosial rehab rumah anggota tidak akan berhenti. Pihaknya akan terus menggalang kepedulian anggota untuk melanjutkan kegiatan tersebut.

Selain rumah Nasranto, rehab rumah juga dilakukan pada rumah Sukirno, Sakhuri dan Wasim, ketiganya warga RT 6 RW 3 desa setempat.

Subuh Berjamaah Keliling yang sudah berjalan hingga kali kelima, merupakan gerakan untuk mendorong jajaran birokrasi dan masyarakat bergotong royong mengatasi permasalahan kemiskinan di Purbalingga. Kegiatan tersebut tidak hanya menjadi seremonial belaka namun memiliki tujuan untuk meningkatkan keimanan, meningkatkan rasa sosial, dan membangun kultur atau budaya.

Sebelum melaksanakan rehab rumah, Bupati bersama Wabup dan jajaran SKPD melaksanakan shalat subuh berjamaah di Masjid Al Hudha desa setempat. (Hardiyanto)