PURBALINGGA – Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Purbalingga semakin memantapkan sebagai madrasah riset di Indonesia. MAN akan melakukan sejumlah penelitian tentang natural farming dan pariwisata. Rabu (18/2) besok rangkaian penelitian tentang pariwisata di Desa Wisata Limbasari, Kecamatan Bobotsari, akan mulai dijalankan. Penelitian dalam berbagai aspek, mulai dari aspek social, alam dan potensi wisatanya.
Kepala MAN Purbalingga Drs Suratno, M.Pdi mengungkapkan, latar belakang sekolahnya melakukan riset berdasar penetapan MAN Purbalingga sebagai Madrasah riset mulai 20 November 2014. Sedang pilihan riset terpadu soal pariwisata karena didasari bahwa Pemkab Purbalingga kini tengah mengembangkan Desa Limbasari sebagai wisata minat khusus dan budaya. “Kami akan menerjunkan 51 siswa dibawah bimbingan 17 orang guru pembimbing guna melakukan riset di Desa Limbasari,” kata Suratno saat memaparkan rencana riset tersebut di aula Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Senin (16/2). Pemaparan tersebut dihadiri Kadinbudparpora Drs Subeno, SE, M.Si, Kabid Pariwisata Ir Prayitno, M.Si, dan Kabid Kebudayaan Drs Sri Kuncoro.
Dikatakan Suratno, MAN Purbalingga telah beberapa melakukan riset natural farming dan riset lainnya, serta menjadi juara riset baik pada skala regional maupun nasional. “Kami juga pernah melakukan penelitian pemanfaatan batu Darah Kristus sebagai asset geologi di Sungai Klawing. Batu tersebut kini tengah booming dipasaran,” katanya.
Kepala Dinbudparpora Purbalingga Subeno menyambut positif rencana riset terpadu desa wisata Limbasari sebagai destinasi wisata minat khusus dan juga wisata alternatif di Purbalingga. “Kami berharap, hasil riset ini akan menjadi bahan masukan Pemkab Purbalingga dalam mengembangkan pariwisata di Purbalingga, khususnya pengembangan desa wisata,” kata Subeno. (y)