PURBALINGGA – Moment peringatan hari jadi Purbalingga yang ke 185 menjadi wahana introspeksi dan refleksi diri agar masyarakat Purbalingga semakin dewasa. Kalau dilihat dari umur manusia maka 185 tahun sudah sangat dewasa. Ibarat kata pepatah tua itu pasti, dewasa itu pilihan.
Penjabat Bupati Purbalingga, Budi Wibowo mengatakan pada peringatan 185 tahun Purbalingga masih terdapat 20,53 persen jumlah penduduk miskin. Jumlah kemiskinan yang masih relatif banyak ini sebagai intrsopeksi kinerja pemerintah selama ini. Penggalian sumber potensi pendapatan menjadi sangat penting Dalam penanggulangan kemiskinan.
“Banyaknya investasi pemilik modal asing (PMA) bisa menjadi daya dongkrak penanggulangan kemiskinan di Purbalingga,”ujar Budi saat Halo Bupati, Senin(14/12).
Melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan bisa digunakan untuk pembangunan baik berupa fisik maupun non fisik. Sebagaimana telah dicontohkan BNI dalam membangun jembatan pengayoman di Desa Limbasari Kecamatan Bobotsari.
“Dengan terbangunnya jembatan bisa menjadi penggerak mobilitas masyarakat, yang akan terimbas pada peningkatan perekonomian masyarakat,”ujar Budi
Sedangkan pakar budaya, Subeno atau yang lebih dikenal Ki Waru Doyong mengatakan dalam memperingatai 185 tahun Purbalingga ada 4 hal yang harus dipersiapkan agar Purbalingga lebih baik. Pertama harus gede syukure yaitu banyak bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa.
Kedua seret cekelan waton yakni berpegang teguh pada prinsip-prinsip ajaran agama. Ketiga ngayomi lan rukun yang artinya melindungi dan bersatu. Dan yang keempat adalah mahargyo sengkud yaitu bekerja dengan giat.
“Selain itu juga kepada para pendahulu Purbalingga harus mendem jero mikul nduwur, yang artinya kepada para pendahulu tidak boleh menyalahkan, namun harus di hormati akan pengabdiannya kepada Purbalingga,”ujar Subeno
Subeno menambahkan hari jadi Purbalingga yang jatuh pada 18 Desember 1830 untuk perhitungan tahun masehi dengan suryasengkala Sireping Rananggana Hangesti Praja. Sedangkan untuk perhitungan tahun Qomariah jatuh pada tanggal 3 Rajab 1246 Hijriah Atau 3 Rajab 1758 Je.
“ Diberi candrasengkala Anggelar Pakarti Sumujuding Hyang Wisesa,”pungkas Subeno. (Sapto Suhardiyo)