PURBALINGGA – Sebanyak 25 biro wisata dari Jabar, Jatim, DKI Jakarta, Yogyakarta dan Sumatera mengikuti kegiatan Famtrip desa wisata di Purbalingga, Selasa – Rabu (22-23/11). Kegiatan ini untuk memperkenalkan desa wisata langsung ke pelaku pasar wisata dan diharapkan akan mendongkrak kunjungan wisata ke Purbalingga.

Kegiatan dilepas oleh Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga Drs Sridadi, MM, dari kantor Dinbudparpora di Jalan Piere Tendean.

Sridadi mengatakan, kerjasama dengan pelaku wisata termasuk biro-biro wisata akan terus ditingkatkan dan dikembangkan. Hal ini, karena biro wisata menjadi ujung tombak yang dinilai mampu menjual tempat-tempat wisata kepada konsumen pelanggannya. “Kami berharap setelah mengikuti kegiatan famtrip, para biro wisata ikut membantu memasarkan daya tarik wisata Purbalingga, khususnya desa-desa wisata,” kata Sridadi, Selasa (22/11).

Sridadi mengungkapkan, peran biro wisata ini sangat berdampak untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Pada tahun 2015, jumlah kunjungan wisatawan ke Purbalingga mencapai 1,537 juta wisatawan. Dan pada tahun 2016 ini ditargetkan wisatawan yang berkunjung ke Purbalingga bisa mencapai 1,835 juta, termasuk kunjungan ke desa-desa wisata yang mulai gencar berbenah.

“Khusus untuk desa-desa wisata, dengan banyaknya kunjungan akan menggerakan ekonomi warga masyarakat khususnya di desa. Pemkab tidak mengambil satu rupiahpun pendapatan yang diperoleh oleh desa-desa wisata, bahkan Pemkab melalui Dinbudparpora melakukan pendampingan dan memberikan bantuan keuangan kepada desa wisata,” kata Sridadi.

Sementara itu kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, biro wisata yang mengikuti kegiatan Famtrip ini merupakan biro wisata terpilih dan berpotensi mendatangkan wisatawan ke Purbalingga. Mereka berasal dari Bekasi, Cirebon, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya dan Padang Sumatera Barat.  “Biro wisata ini yang beberapa kali membawa kunjungan ke desa-desa wisata di Magelang dan Yogyakarta, oleh karenanya mereka giliran kami undang untuk mengeksplore desa wisata Purbalingga dan sekaligus menjualnya kepada konsumen langganannya,” kata Prayitno.

Para biro wisata tersebut setelah dilepas dari kantor Dinbudparpora kemudian menuju desa wisata Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon. Setelah mendapat penjelasan dari Ketua Pokdarwis Pesona Linggamas, Adri, mereka kemudian mengikuti paket wisata susur sungai dan menikmati agrowisata pepaya. Kemudian peserta menikmati makanan khas Kedungbenda berupa kupat landan dengan lauk ikan Senggaringan yang merupakan ikan khas sungai Klawing.

“Saya sangat menikmati sekali wisata di Kedungbenda, bisa menikmati susur sungai dan sekaligus menikmati makan siang dengan lauk ikan Senggaringan. Ikan ini tidak ada di Yogyakarta. Saya akan mencoba menawarkan paket wisata ini ke pelanggan saya di Yogyakarta dan sekitarnya,” ujar Iko, dari Pasindo Tour Yogyakarta.

Hal senada juga diungkapkan Hairani Tarigan, pengelola biro wisata Kembang Eisata  Bekasi, wisata susur sungai di Kedungbenda ternyata unik sekali. Di Bekasi ada wisata semacam ini, namun lebih menarik di desa. Apalagi jika dipadu dengan paket makan siang ikan Senggaringan yang khas desa. Masakannya juga sangat enak dan kental nuansa desa,” ujar Hairani.

Usai dari Kedungbenda, peserta diajak mengunjungi Kampung Kurcaci di Desa Serang,Kecamatan Karangreja. Di Kampung Kurcaci yang penuh dengan rimbunan pohon damar, peserta ternyata sangat antusias. Mereka beberapa kali mengeluarkan kamera handphonenya dan berselfi. “Ini sangat menarik sekali, wisata di Kampung Kurcaci yang dipadu dengan sekolah alam sangat potensial untuk rombongan anak-anak,” ujar Restya dari biro wisata ‘Jogja Planer’ Yogyakarta.

Setelah dari Kampung Kurcaci, peserta menikmati sejuknya udara di kakai Gunung Slamet tepatnya di rest area Lembah Asri Desa Serang. Momen untuk berfoto bersama serta mengabadikan berbagai daya tarik yang ada tak dilewatkan begitu saja.

Usai mengunjungi Lembah Asri rest area Serang, peserta menginap di homestay di desa wisata tersebut. Pada malam harinya, digear acara ramah tamah dan bakar jagung bersama. Dalam ramah tamah itu, semua pengelola desa wisata di Purbalingga diberi kesempatan mempromosikan paket wisata yang dijualnya. Selain itu juga diundang pengelola Owabong dan Taman Wisata Purbasari pancuranmas untuk ikut mempromosikan daya tarik wisata yang dikelolanya. “Kebetulan, hampir semua biro wisata yang diundang ini banyak yang belum pernah membawa rombongan ke Purbalingga. Oleh karena, kesempatan ini sekaligus kami gunakan untuk mempromosikan daya tarik wisata andalan Purbalingga yakni Owabong dan Taman Wisata Purbasari Pancuranmas,” ujar Prayitno.

Agenda pada Rabu (23/11) peserta mengikuti river tubing di Desa Wisata Onje, Kecamatan Mrebet. Usai dari tubing sembari beristirahat sejenak, peserta melihat beberapa daya tarik wisata religi. Kemudian pada siang harinya peserta diajak mengunjungi desa wisata Tanalum. Di Desa Tanalum, peserta selain menikmati sejumlah curug juga disuguhi  anake seni tradisional khas setempat. (y)