PURBALINGGA, – Bagi warga Indonesia yang tertarik bekerja di Taiwan namun masih ingin melanjutkan sekolah di jenjang SLTA, tak perlu bingung lagi. Karena di Negeri Meteor Garden itu, para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) bisa melanjutkan sekolah di Kejar Paket C yang diselenggarakan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) bekerja sama dengan Kantor Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) dan Yayasan Bhakti Jaya Indonesia.
“Dengan pendidikan yang semakin tinggi, para pekerja dari Indonesia akan semakin cerdas. Sehingga mereka juga lebih paham hak-hak mereka sebagai pekerja di negeri asing,” ujar Devita El Santi, warga Purbalingga yang menjadi Humas Program Kejar Paket C di Taiwan.
Berdasarkan data dari Kementerian Tenaga Kerja Taiwan, jumlah TKI di Taiwan sampai November 2013 mencapai 209.910 orang. Sebanyak 165.619 orang bekerja di sektor rumah tangga, dan sisanya sebanyak 43.571 bekerja di sektor formal. Yang pekerja formal antara lain bekerja sebagai pelaut sebanyak 8.140 orang dan yang lain bekerja di pabrik, konstruksi dan panti jompo.
“Dari jumlah tersebut sebagian besar dari mereka adalah lulusan SMP atau SMA bahkan masih ada yang lulusan SD,” jelas dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yang juga mahasiswa S2 di National Cheng Kung University Tainan, Taiwan.
Sementara itu, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Purbalingga menyebutkan jumlah TKI dari Purbalingga di Taiwan relatif meningkat tiga tahun terakhir. Pada tahun 2011, jumlah TKI Purbalingga yang berangkat bekerja ke Taiwan mencapai 20 orang dari 121 orang TKI asal Purbalingga secara keseluruhan. Tahun 2012 berangkat lagi 32 orang dari 128 dan tahun 2013 diberangkatkan kembali sebanyak 33 orang dari 112 orang.
“Beberapa tahun terakhir ini kami hanya mengirimkan TKI ke empat negara, yaitu Taiwan, Singapura, Malaysia dan Hongkong. Sedangkan TKI Purbalingga yang berangkat ke Jepang dan Korea itu dari program Government to Government,” jelas Kepala Dinsosnakertrans Purbalingga, Ngudiarto.
Program Rutin
Menurut informasi yang diberikan oleh Koordinator Kejar Paket C (KPC) di Taiwan 2015, Sri Sumartiningsih, KPC sudah didirikan sejak tahun 2012 dengan jumlah total siswa angkatan 1 dan angkatan ke 2 sebanyak 44 orang. Titin menuturkan bahwa pembelajaran di KPC dilaksanakan dengan 3 cara.
“Pertama, pengajaran tatap muka langsung yang bertempat di KDEI Taipei setiap 1 bulan sekali dengan waktu sekitar 7 jam,” paparnya.
Kedua, tambah dia, pembelajaran kelas online pembelajaran ini hampir dilaksanakan tiap malam, mulai jam 21.30 sd/ 23.30 waktu Taiwan. Dan ketiga, Pembelajaran Mandiri berupa penugasan yang diberikan kepada para siswa.
“Program pembelajaran KPC yang dirancang secara efektif 6 semester, 1 semester di tempuh dalam waktu 4 bulan sesuai dengan standar isi dan standar proses pendidikan kesetaraan yang tertuang dalam PERMENDIKNAS no. 14 tahun 2007 serta mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010, yaitu pada Bab VI pasal 118 sampai dengan 126 tentang pembelajaran jarak jauh atau media online,” ungkapnya.
Ketua Yayasan Bhakti Jaya Indonesia, Bambang Nurfauzi, menambahkan bahwa program KPC yang sudah dijalankan ini berupaya memadukan pembelajaran akademik, dan muatan lokal (keahlian Bahasa mandarin) serta keterampilan berbasis fungsional. Tujuan diadakannya pembelajaran kejar paket C di Taiwan ini yaitu memperluas pendidikan menengah pada WNI melalui jalur kesetaraan kejar paket C serta meningkatkan mutu dan daya saing TKI pada khusunya.
Februari Dibuka Kelas
Devita menyebutkan saat ini KPC telah membuka kelas baru angkatan 3 yang akan dimulai di awal Februari 2015. Untuk pendaftaran tinggal mengisi formulir secara online serta menyertakan fotocopy ijazah yang telah dilegalisir sebanyak 2 lembar dan pas foto hitam putih 2 lembar ukuran 3×4. Pendaftaran secara online ini akan di tutup sampai dengan akhir Januari 2015. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi humas program KPC 2015 berikut : Devita (0981657349), Piea Diviky (098939572), Richard Yanato (0983538355), dan Hartono (0975166184). (Estining Pamungkas)