PURBALINGGA – Bertempat di Panti Asuhan Muhammadiyah Mandhanisiwi Purbalingga serta diawali dengan pemukulan gong,  Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi Jum’at (23/12) membuka Pelatihan Kader Madya Taruna Melati III Tahun 2016 Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) Jawa Tengah.

Dalam sambutannya kegiatan yang dihadiri Ketua Umum IPM Jawa Tengah, Pimpina Daerah(PD) Muhammadiyah Purbalingga dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Wabup mengatakan, atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga berterima kasih serta mengapresiasi kegiatan yang sudah digagas oleh IPM Jawa Tengah dan menyambut baik kegiatan tersebut.

“Karena hal tersebut merupakan kegiatan positif dalam rangka  pembentukan karakter  dan peningkatkan kapasitas serta kualitas para pelajar Muhammadiyah  khususnya  yang ada di Jawa Tengah. Sehingga atas nama Pemkab Purbalingga saya mengucapkan terima kasih, karena Purbalingga ditunjuk sebagai tuan rumah untuk pelakasaan kegiatan dan ini tentunya bagi kami merupakan suatu kehormatan,”ujar Wabup.

Dalam kesempatan tersebut Wabup menuturkan, bahwa pemuda adalah mereka yang berusia 15-30 tahun dan di Indonesia prosentasi pemuda dari total jumlah penduduk kurang lebih 25 persen, sehingga jumlah tersebut dinilai cukup banyak. Pada masa lalu andil serta peran pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan Indoneia cukup besar, seperti pada peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928 serta pada peristiwa menjelang Proklamasi Kemerdekaan juga merupaka andil dan desakan dari para pemuda.

“Di Purbalingga juga ada pahlawan nasional yaitu Jendral Soedirman yang juga merupakan pemuda Muhammadiyah dan lahir di Purbalingga,”tuturnya.

Menurut Wabup, kedepan peran pemuda juga sangat besar di Indonesia pada  umunya dan khususnya di Purbalingga. Dilihat prosentasi pemuda di Indonesia yang mencapai 25 persen dan pada tahun 2030-2035 akan ada bonus demografi. Bonus demografi adalah jumlah prosentasi usia produktif di Indonesia mencapai 64 persen dan merupakan jumlah yang tidak sedikit sehingga tentunya memberikan dua efek, yakni efek  positif dan negatif.

“Untuk efek positif, apabila para pemuda atau pelajar betul-betul mempunyai karakter, kapasitas dan kualitas serta daya saing yang baik, tentu akan menigkatkan kesejahteraan masyarakat dan membantu pembanguna ekonomi Indonesia.Tapi sebaliknya apabila pemuda tidak memiliki kualitas, kapasitas dan daya saing yang baik, maka akan menjadi beban bagi pembangunan . Untuk itu saya menghimbau agar para pemuda/pelajar ikut serta dalam upaya pembanguna, jadi jangan hanya kita menjadi objek dari pembangunan, akan tetapi menjadi subyek dari pembangunan,”pinta Wabup.

Fajar Mustofa Ketua Panitia Pelatihan Kader Taruna Melati III  Ikatan Pemuda Muhammadiyah 2016 menjelaskan bahwa Pelatihan yang diikuti perwakilan IPM Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah akan berlangsung dari tanggal 22 sampai dengan 29 Desember 2016 dengan tema kegiatan aktualisasi gerakan ilmu dalam menyiapkan generasi iqro Jawa Tengah

“Tujuan umum adalah proses pembentukan konstruksi metodologi berpikir progresif dan kemampuan analisis sebagai upaya pembentukan kader yang mampu menyelesaikan problem-problem pelajar dengan melakukan advokasi pencerdasan, pemberdayaan dan pembebasan pelajar yang bertindak sesuai khittah perjuangan dalam rangka mendukung tujuan IPM dan Muhammadiyah,”jelasnya.

Sedangkan tujuan khusus dari pelatihan tersebut kata Fajar Mustofa agar terjadi proses tarnsformasi kesadaran progresif akan makna keimanan dankeIslaman yang kokoh, murni, dan berkemajuan dalam kehidupan pribadi, keluarga masyarakat serta alam semesta. Tujuan selanjutnya adalah terjadi proses kesadaran progresif dengan pendekatan apresiatif inquiry dalam membaca dan memahami realitas kehidupan social dan kebudayaan yang mendoronguntuk melakukan transformasi dalam rangka mendukung tujuan berorganisasi. Dan yang terakhir adalah untuk pembentukan kader Jawa Tengah yang mampu membaca fenomena/gejala social pelajar di Jawa Tengah dengan membentuk agenda aksi yang mampu dijalankan oleh arahan kader dikalangan ranting, cabang maupun daerah.

“Kegiatan tersebut mentargetkan terbentuknya kader paripurna yang ideologis dan bervisi kebangsaan yang kokoh sebagai penguatan kepemimpinan nasioanl , terpetakannya isu-isu strategis tentang permasalahn pelajar se-Indonesia  dan terumuskannya agenda IPM menghadapi berbagai realitas aktual dunia kontemporer,”tandasnya. (Sukiman)