PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Tasdi, meminta seluruh Badan Dinas Kantor Kecamatan termasuk Desa harus punya mitra UMKM dan mewajibkan semua jamuan harus menggunakan makanan lokal Purbalingga. Hal itu disampaikan Bupati saat membuka Pentas Apresiasi Seni Revitalisasi dan Festival Kuliner di Gelanggang Olahraga (GOR) Mahesa Jenar Purbalingga Sabtu siang (03/12), dalam rangkaian kegiatan memperingati hari jadi Kabupaten Purbalingga yang ke 186.

Disambut alunan musik kesenian tandak lesung yang dibawakan seniman-seniman dari Karangpetir Kalimanah, Bupati Tasdi hadir bersama Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Purbalingga Ny. Erny Widyawati Tasdi, Sekretaris Daerah Kabupaten Purbalingga Wahyu Kontardi dan sejumlah pejabat Pemerintah Kabupaten Purbalingga.

“Kalau ke daerah lain, pasti sudah ada ikon (makanan khas-nya), coba sekarang saya tanya, apa itu ikon kuliner Purbalingga?,” kata Bupati Tasdi menanyakan kepada peserta yang hadir.

Bupati Tasdi juga menyampaikan harapannya kepada pelaku seni yang hadir untuk menciptakan seni khas Purbalingga. Kesenian khas Purbalingga sebagai identitas Purbalingga agar terus digali dan dikembangkan. Menurutnya, selama ini belum ada seni khas yang dapat dijadikan ikon Purbalingga karena kesenian-kesenian yang kini ada di Purbalingga, di daerah lainpun ada.

 “Semoga kegiatan ini dapat mewujudkan 2 harapan saya, yaitu menciptakan seni dan kuliner khas Purbalingga, jangan sampai nanti ketika ada tamu datang ke Purbalingga masih saja bingung, mencari yang khas dari Purbalingga baik seni maupun kulinernya,” kata Bupati Tasdi.

Plt. Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga Kabupaten Purbalingga, Sridadi sebagai penyelenggara menyatakan, maksud kegiatan ini untuk memberikan kesempatan kepada pelaku seni di Purbalingga agar meningkatkan kualitas seninya sehingga juga meningkatkan kualitas senimannya.

Selain itu, lanjut Sridadi, apresiasi seni kali ini juga hasil evaluasi pelaksanaan revitalisasi dan pendokumentasian kesenian tradisional yang hampir punah. Revitalisasi telah dilaksanakan sejak tahun 2013 secara bergantian, dan pada tahun 2016 telah merevitalisasi seni Manongan dan Ujungan sehingga telah terevitalisasi 10 jenis kesenian.

“10 kesenian itu adalah Rodad, Aplang, Angguk, Daeng Paksi Muda, Ebeg, Cengklung Lengger, Dames, Tandak Lesung, Manongan dan Ujungan,” terang Sridadi. (taufiq.h).