PURBALINGGA – Tujuh dalang anggota Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Purbalingga akan ikut ambil bagian dalam pemecahan rekor MURI pentas wayang dengan kelir terpanjang. Ketujuh dalang itu akan memainkan lakon Arjuno Winisudo. Pentas wayang itu digelar pagi hingga siang di halaman pasar Segamas, Senin (11/4) mulai pukul 09.00 hingga 12.30 WIB.

Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si mengatakan, pentas wayang dengan kelir sepanjang 56 meter itu akan dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) pimpinan Jaya Suprana sebagai pentas wayang dengan kelir terpanjang. Sebelumnya, MURI pernah mencatat rekor serupa dengan panjang 51 meter. “Dengan pentas wayang ini, berarti Kabupaten Purbalingga mampu memecahkan rekor MURI pementasan wayang dengan kelir paling panjang se-Indonesia,” kata Subeno yang dihubungi disela-sela persiapan pentas di Halaman Pasar Segamas, Minggu (10/4).

Dijelaskan Subeno, ketujuh dalang yang akan tampil dalam pentas itu masing-masing Tuwuh Permana Jati (Kaligondang, Sutama (Purbalingga), SBJ Utomo (Kalimanah), Rizky Widya (Purbalingga), Hafara Zulfikar (Bukateja), Sumitro (Rembang), dan Suyatno (Bojongsari). Dua dalang masing-masing Rizky dan Hafara merupakan dalang remaja yang berpotensi.

Dalam pentas itu, lanjut Subeno, akan dilengkapi dengan tujuh cempurit, 25 sinden yang terdiri 12 sinden muda dan 13 sinden dewasa, 34 orang pengrawit dan wiraswara untuk satu pangkon ageng gamelan dengan lima set demung dan lima saron. Serta Peniti wayang empat orang. “Jadi total tim pementasan untuk tujuh dalang sebanyak 77 orang,,” jelas Subeno.

Dikatakan Subeno, lakon Arjuno Winisudo yang dipentaskan akan menggambarkan sosok tokoh wayang Arjuno dan Dewi Woro Sumbodro. Dalam lakon tersebut ada kesamaan antara kelahiran hari dan bulan antara Arjuno dan Dewi Woro Sumbodro. Sebagai kesatria, keduanya saling bahu membahu mengemban tugas mensejahterakan masyarakat.

“Dua tokoh ini layaknya mirip kepemimpinan pasangan Bupati Tasdi dan wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi. Secara kebetulan pula, keduanya memiliki kesamaan tanggal lahir dan bulan yang sama, yakni tanggal 11 bulan April. Pasangan ini saat ini memimpin Purbalingga dan menjadi kestria untuk mensejahterakan masyarakatnya,” kata Subeno.

Pentas wayang tersebut akan berlangsung selama kurang lebih 3,5 jam. Pentas dibagi dalam beberapa sesi. Sesi awal prolog selama 15 menit menampilkan peristiwa lahirnya Arjuno dan Dewi Woro Sumbadra. Setiap dalang akan bermain secara interaktif dan bergantian dalam setiap sesianya. Kemudian sesi Jejer I Kahyangan Suralaya (15 menit, sesi Limbukan (20 menit), Tunggul Malaya (10 menit), Budhalan (15 menit), adegan Candhakan Putra Pandawa (10 menit), dan  perang (15 menit). Kemudian Jejer II Amarta (15 menit), Gara-gara (20 menit), Jejer Patet Sanga Sapta Arga (15 menit), Cakilan (15 menit), Adegan Candakan Patet Sanga (10 menit), Jejer Manyuro Kahyangan (20 menit), dan perang Tayungan (10 menit).

“Dalam sesi Limbukan dan Gara-gara akan disisipi pesan-pesan dan informasi tentang visi misi Bupati Tasdi dan Wabup Dyah Hayuning Pratiwi, serta visi pengembangan pariwisata dan budaya Purbalingga,” jelas Subeno. (y)