Kabid Pariwisata memberikan bantuan uang pembinaan kepada pegiat seni Dayakan

PURBALINGGA – Festival jajanan dan kirab budaya digelar di lapangan Candi Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, Rabu (14/10) pagi hingga siang. Ratusan jenis makanan tradisional khas dan penampilan puluhan kelompok atraksi seni, semakin menguatkan Panusupan sebagai destinasi desa wisata di Purbalingga. Kegiatan tersebut dimotori oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ardi Mandala Giri bersama pemerintah desa setempat.

Semangat dan antusiasme warga terlihat dari banyaknya arga masyarakat setempat yang mengikuti festival jajanan dan juga kelompok seni yang ingin tampil. Setidaknya ada 18 meja yang menyajikan berbagai jenis jajanan tradisional yang dibuat warga setempat. Jajanan berbahan baku sederhana seperti ketela pohon, talas, beras ketan, umbi-umbian, kacang-kacangan dan semuanya ada di Desa Panusupan.

Begitu pula dengan seni budaya yang ditampilkan, setidaknya ada 33 jenis atraksi seni budaya yang tampil. Jenis kesenian itu ada yang nyaris punah seperti Rodat dan Manongan. Sementara atraksi seni lainnya yang tampil seperti Dayakan yang menjadi atraksi khas untuk para wisatawan, kemudian Lengger Lanang, kothekan lesung, thek-thek, hadroh dan sejumlah seni lainnya.

Para pengunjungpun ikut bergembira-ria ditengah ramainya penampilan seni itu. Sejumlah tamu dan anggota Paguyuban Kakang mbekayu Purbalingga (Kayulingga) ikut menari saat seni Dayakan ditampilkan. “Tariannya unik dan sangat menarik untuk dinikmati. Meski sederhana, tetapi saya merasa senang bisa ikut menari,” tutur Panji, Kakang Purbalingga 2013.

Kepala Desa Panusupan Imam Yulianto menuturkan, setiap tahun saat tahun baru Hijriyah kami menampilkan beberapa atraksi seni. Untuk tahun ini kami gabungkan juga dengan festival jajanan. Untuk festival jajanan sengaja dimunculkan agar pengunjung bisa memilih jajanan apa yang cocok dan bisa disajikan untuk wisatawan. Sementara untuk atraksi seni hamper semuanya ingin tampil, mereka ingin memamerkan hasil kreasinya agar bisa dinikmati oleh tamu.

“Setidaknya ada 33 jenis atraksi seni yang ada di Desa Panusupan, setiap ada acara besar atau kunjungan tamu mereka berebut untuk tampil. Dan kali ini, biar mereka puas mengekpresikan, maka kami beri ruang dan waktu untuk tampil,” kata Imam Yulianto.

Imam mengaku semakin mantap untuk mewujudkan Panusupan sebagai salah satu destinasi desa wisata di Purbalingga. Dengan dukungan berbagai jajanan khas serta puluhan atraksi seni akan mampu disuguhkan untuk memuaskan para wisatawan.

Sementara itu Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si yang membuka kegiatan tersebut mengungkapkan, festival jajanan pasar dan atraksi seni budaya memberikan nilai tambah bagi desa wisata Panusupan. Berbagai jajanan pasar yang dibuat warga masyarakat semakin menambah khas kuliner  di Desa Panusupan.

“Selain sebagai daya tarik wisata, festival jajanan dan gelar atraksi budaya, keduanya merupakan upaya untuk melestarikan warisan nenek moyang dan para leluhur. Anak-anak kota sekarang hampir sudah mulai meninggalkan jajanan khas desa. Mereka cenderung menikmati makanan modern dan bahkan jajanan dari luar negeri. Begitu juga dengan seni tradisi, anak-anak sekarang juga mulai cenderung menyukai seni modern. Namun, di Desa Panusupan, dengan kearifan lokal mampu melestarikan jajanan khas desa dan sekaligus seni budaya. Ini patut diapresiasi dan didukung oleh semua pihak termasuk Pemkab Purbalingga,” kata Prayitno.

Prayitno juga mengatakan, dengan festival jajanan pasar ini tentunya mampu mengajak warga masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri sehingga jajanan pasar tidak akan hilang dan menjadi cerita saja bagi anak cucu kita. Sementara dalam kaitan dengan potensi desa wisata Panusupan, banyaknya berbagai jajanan khas desa, juga akan mampu menjadi daya tarik kuliner tersendiri. “Kami berharap, dengan festival jajanan pasar dan atraksi seni, akan semakin menguatkan warga Panusupan memberikan kenangan kepada wisatawan sebagaimana sapta pesona ketujuh yakni membuat wisatawan terkenang dengan Panusupan,” harap Prayitno. (y)