PURBALINGGA – Di Kabupaten Purbalingga sejumlah 1797 balita masih berada dalam kondisi  gizi kurang. Parameternya adalah berat badan yang tidak sesuai standar dibandingkan umur atau usianya. Dari jumlah tersebut, 54 diantaranya mengalami gizi buruk, karena disamping berat badan yang tidak sesuai dengan umur, pada kasus gizi buruk diukur berdasarkan berat badan dibanding tinggi badan juga.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Purbalingga dr. Nonot Mulyono pada silaturahmi Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga dengan 250 balita gizi kurang dari masing-masing Desa/Kelurahan se Kabupaten Purbalingga di Pendapa Dipokusumo Sabtu siang (24/12).

Menurut dr. Nonot, persoalan gizi kurang bukan hanya menjadi tanggungjawab sektor kesehatan, tapi perlu peran serta dukungan semua pihak, terutama orang tua, keluarga dan lingkungan sekitarnya dan dukungan lintas sektor dalam perannya masing-masing. Balita dengan kondisi gizi kurang, lanjut Nonot, adalah kondisi yang sangat bisa dipulihkan, karena hanya kekurangan gizi saja, tetapi pada gizi buruk biasanya disertai dengan penyakit penyerta, dan harus mengatasi penyakit penyerta dulu untuk memperbaiki kekurangan gizinya.

“Tetapi kita patut bersyukur, jumlah balita yang mengalami gizi buruk di tahun ini berkurang sebab tahun kemarin mencapai 70 anak,” kata dr. Nonot.

Bupati Purbalingga Tasdi, Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Purbalingga Ny. Erny Widyawati Tasdi dalam kesempatan itu menyerahkan bantuan berupa makanan tambahan bagi balita dengan kondisi gizi kurang.

Dalam sambutannya, Bupati Tasdi menyampaikan bahwa cita-cita negara adalah mensejahterakan masyarakatnya secara umum, maka apabila rakyatnya belum sejahtera maka negara belum mencapai tujuannya. Dan dalam negara ada penyelenggaranya yaitu pemerintahan, maka Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga berkomitmen mensejahterakan masyarakatnya.

Bupati Tasdi melanjutkan, persoalan balita dengan gizi buruk di Purbalingga tentunya menjadi evaluasi Pemkab Purbalingga yang sudah berumur 186 tahun. Potret pembangunan Purbalingga dapat diukur dari 20 sektor pembangunan termasuk kesehatan. Dari data DKK Purbalingga, ada 69.945 balita di Purbalingga, yang 1797 anak diantaranya mengalami gizi kurang, dan 54 anak mengalami gizi buruk, adalah persoalan besar bagi Purbalingga.

“Ini bukan hanya tanggungjawab Dinas Kesehatan saja, namun butuh sinergitas dari berbagai stakeholder karena menyangkut kekurangan gizi dari 1797 anak-anak Purbalingga,” demikian kata Bupati Tasdi. (taufiq.h)