DSC_0257

PURBALINGGA  – Gerakan pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dimotori Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto tidak saja membuahkan hasil bagi pelaku UMKM. Tetapi upaya itu juga dilirik oleh Pemerintah  Provinsi Jawa Tengah sehingga Purbalingga masuk limabelas besar Kabupaten/Kota yang memenuhi syarat dilakukan visitasi atau kunjungan lapangan.

Ketua Tim Visitasi, Idris dari Universitas Diponegoro menuturkan, proses verifikasi telah dilakukan oleh tim sejak April 2015 salah satunya melalui pengumpulan borang atau formulir isian. Setelah dilakukan evaluasi kemudian ditetapkan 15 kabupaten/kota yang perlu dilakukan visitasi.

“Hari ini kami bersama tim melakukan visitasi ke kabupaten Purbalingga. Selain mendengarkan paparan langsung oleh Bupati Purbalingga juga melakukan kunjungan untuk menanyakan langsung kepada pelaku UMKM dan Koperasi di lapangan,” ujar Idris di Operation Room Graha Adiguna komplek Pendapa Dipokusumo Purblingga, Rabu (24/6).

Dalam paparanya, Bupati Sukento Rido Marhaendrianto menyebut, kebijakan pengembangan Koperasi dan UMKM didasari oleh visi ke empat yang tertuang dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kabupaten Purbalingga 2010 – 2015. Selain itu sebagai implementasi NAWACITA ke-7 yakni mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sector-sektor strategis ekonomi domestic.

“Untuk mewujudkan itu, pertama kita meng-create kelembagaan denganmembentuk paguyuban. Dima asatu paguyuban induk UMKM bisa memiliki paguyuban cabang sekitar 10 kelompok. Dengan total anggota paguyuban mencapai 1500 orang tersebar di 234 desa/kelurahan,” jelas Bupati.

Hingga kini, lanjut Bupati, pengembangan UMKM di Purbalingga per Maret 2014 telah mencapai jumlah 128.913, dengan serapan tenaga kerja  348.621 orang. Total omset yang berhasil diciptakan mencapai Rp. 8.542.318.850 dengan total asset mencapai Rp. 9.130.546.018.

Sedangkan pengembangan koperasi, katanya, dapat dilihat dari data keberadaan koperasi primer sebanyak 212 dan koperasi sekunder sebanyak 2 buah. Dari kelembagaan itu, menampung anggota mencapai 50.383 orang dengan volume usaha mencapai Rp 111 miliar dan total asset mencapai Rp 274,7 miliar.

Selama ini, bupati yang getol mempromosikan penggunaan produk lokal Purbalingga telah menggulirkan kebijakan yang berpihak kepada UMKM dan koperasi. Diantaranya melalui anjuran penggunaan produk lokal pada kegiatan jamuan makan dan minum di semua SKPD termasuk di lingkungan Pendapa Dipokusumo.

Lainnya, lanjut Bupati, dengan menghimbau para PNS untuk menggunakan batu akik sungai Klawing, mencanangkan Gemar Makan Ikan (Gemarikan), gerakan One Day No Rice, melaksanakan Gelar Produk Lokal Minggu Pagi (GPMP) di Stadion Goentoer Darjono dan lainnya.

“Upaya ini telah mendorong pelaku UMKM Purbalingga menjadi lebih kreatif menciptakan produk lokal khas Purbalingga seperti produk Krispi Daun Singkong dan Pepaya Too Too Noi, Keripik Jiwel, Coklat Jejamuan, Wedang Gula Rempah, Wedang Kupat dan Kopi Manggis. Selain produk lainya yang terus berkembang,” jelasnya.

Untuk meningkatkan daya saing dalam rangka persiapan menghadapi MEA 2015, jelas Bupati, dilakukan melalui kegiatan fasilitasi penerbitan Sertifikasi Halal dan Hak Merek serta Good Manufacturing Process (GMP).

“Bersama Dinperindagkop, kami juga melakukan Roadshow Kewirausahaan di 18 kecamatan.Guna melakukan edukasi bagi pelaku UMKM, mencari potensi desa, membangun Awareness dan Culture. Kegiatan ini juga didukung SKPD lainnya,” katanya.

Usai mendengarkan paparan dan Tanya jawab dengan Bupati, tim penilai melakukan peninjauan lapangan ke salah satu UMKM produk OVOP (one village one product-red) dan koperasinya yakni di kerajinan sapu sabut kelapa “Mitra Kamal”  dan Koperasi “Manggala” desa Bandingan Kecamatan Kejobong. (Hardiyanto)