PURBALINGGA – Satuan Pengendalian Massa (Dalmas) Polres Purbalingga berhasil membubarkan aksi unjuk rasa yang terjadi di Alun Alun Purbalingga, Selasa (25/8). Semprotan air yang dikeluarkan dari mobil Water Cannon memaksa ratusan orang yang menuntut pembubaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) Purbalingga, jadi kocar kacir.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, terlihat seorang pendemo dan salah satu anggota Sat Dalmas terluka dan berhasil diselamatkan dari lokasi unjuk rasa untuk dilakukan penanganan oleh tim kesehatan.
Aksi itu dipicu oleh ketidakpuasan beberapa masyarakat yang tidak berkesempatan menyalurkan hak suaranya dalam pelaksanaan pilkada di Purbalingga. Mereka kemudian memprovokasi warga lainnya untuk melakukan unjuk rasa menuntut pilkada diulang dan membubarkan KPU.
Sebelumnya para pengunjukrasa memaksa Panwaskab Purbalingga untuk mengambil tindakan atas pelanggaran yang dilakukan KPU sehingga banyak warga yang tidak dapat mencoblos. Panwaskab tidak dapat melakukan tindakan karena hasil pengawasan yang dilakukan tidak ditemukan pelanggaran. Warga yang tidak dapat mencoblos memang tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan tidak memiliki KTP setempat.
Atas jawaban yang diterima itu, membuat sekelompok massa yang sudah berkumpul semakin berang. Mereka kemudian langsung menuju kantor KPU menuntut KPU dibubarkan. Membaca situasi yang berkembang, aparat keamanan sigap mengamankan kantor KPU.
Tiba di lokasi, mereka ditemui oleh sejumlah petugas tim mediator yang meminta unjuk rasa tertib dan tidak anarkis. Petugas juga mempersilahkan perwakilan pengunjuk rasa untuk menemui pimpinan KPU.
Tak berhasil memuluskan tuntutannya, perwakilan pengunjuk rasa kembali bergabung dengan pendemo lainnya. Tak berselang lama mereka melakukan tindakan anarkis dengan melemparkan benda-benda keras kea rah Polisi. Unjuk rasa pun berubah ricuh.
Polisi sempat menngeluarkan tembakan gas air mata untuk menghalau pendemo. Sebelumnya juga terlihat sejumlah anjing pengendali huru hara yang membantu aparat memecah kericuhan. Sayangnya pengunjuk rasa terus melakukan tindakan anarkis dengan membakar sejumlah fasilitas umum.
Tak ingin kerusuhan meluas, aparat kemudian memaksa pengunjuk rasa bubar dengan tembakan Water Cannon. Semprotan air yang dilakukan sebuah mobil Water Cannon itu mampu memukul mundur para pendemo. Akhirnya Polisi mampu kembali mengendalikan situasi. Polisi juga berhasil mengamankan sejumlah orang yang diduga sebagai provokator.
“Simulasi semacam ini perlu dilakukan guna mengecek kesiapan Polri, baik kesiapan anggota, alat dan perlengkapannya. Saat eskalasi meningkat, kita sudah siap mengamankan wilayah,” ujar Kapolres Purbalingga AKBP Anom Setiadji usai pelaksanaan simulasi system pengamanan kota (Sispamkota) dalam rangka pengamanan Pilkada.
Diungkapkan Kapolres, untuk pengamanan Pilkada 9 Desember mendatang, Polres Purbalingga menyiapkan 850 personel terdiri dari personel Polres Purbalingga sejumlah 600 personel, bantuan Brimob Purwokerto 100 personel dan 150 persenel lainnya dari TNI baik dari Kodim 0702 Purbalingga dan Lanud Wirasaba.
“Sejumlah personel tersebut merupakan dua per tiga personel Polres Purbalingga,” katanya.
Selain itu, juga akan ada bantuan personel dari Satpol PP Kabupaten Purbalingga, serta Linmas. “Pengamanan dilakukan m ulai dari masa kampanye hingga dilantiknya bupati dan wakil bupati terpilih,” imbuhnya.
Terkait pengamanan dua pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati, Polres Purbalingga memberikan pengamanan tertutup yang mengikat kepada keduanya. “Setiap paslon akan didampingi oleh dua personel Polres Purbalingga. Sehingga, total ada delapan personel yang mengawal masing-masing paslon, baik calon bupati maupun wakil bupati,” jelasnya.
Dia juga menjelaskan, pihaknya akan menindak seluruh pelanggaran hukum dalam pelaksanaan Pilkada. Jadi dia meminta kepada paslon, tim kampanye dan juga pendukung, untuk tetap menjaga ketertiban dan keamanan pelaksanaan Pilkada.
Sementara, Penjabat Bupati Budi Wibowo menyampaikan apresiasi atas kesiapan Polres dalam mengamankan Pilkada mendatang. Bupati kembali berpesan agar seluruh komponen mempu menjaga kondusifitas wilayah di kabupaten Purbalingga.
“Kemungkinan terjadi eskalasi atas konflik yang ada di masyarakat seperti yang digambarkan dalam simulasi, tetap harus diperhitungkan. Namun saya minta ini tidak benar-benar terjadi. Purbalingga tetap aman dan kondusif dalam melaksanakan pilkada,” katanya.
Bupati menekankan, menjaga situasi kondusif bukan hanya tugas aparat keamanan semata. Situasi aman juga harus dibangun dari dalam diri kita masing-masing. Para calon Bupati dan Wakil Bupati peserta Pilkada, juga harus mampu mengendalikan para pendukungnya agar tidak melakukan tindakan yang anarkis. (Hardiyanto)